Ahli botani telah membuat penemuan inovatif yang mengungkap cara baru tanaman mampu mempertahankan diri dari pemangsa. Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Maria Garcia-Paris dan timnya di University of California, Riverside, dan dipublikasikan di jurnal Nature Communications.

Sebelum melanjutkan membaca ada juga loh game online yang dapat melipatgandakan uang anda hanya di Aladdin slot tempat judi online dan slot-slot online terpercaya. Ayo daftarkan diri anda sekarang juga dan mainnkan untuk mendapatkan keuntungan serta promo-promonya yang banyak sekali. Jangan lewatkan kesemapatan anda!!!

slot gacor

Tumbuhan telah lama diketahui menggunakan berbagai strategi untuk melindungi diri dari dimakan oleh herbivora. Ini termasuk menghasilkan racun, duri, dan duri, dan memancarkan bahan kimia yang mudah menguap yang menarik pemangsa mereka sendiri, seperti tawon. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa beberapa tanaman telah mengembangkan mekanisme pertahanan yang sama sekali berbeda: kemampuan untuk “merasakan” saat dimakan dan merespons dengan melepaskan bahan kimia yang membuatnya kurang enak.

Para peneliti berfokus pada sekelompok tanaman yang dikenal sebagai crucifers, yang meliputi sayuran seperti brokoli dan kangkung. Mereka menemukan bahwa ketika tanaman ini diserang oleh ulat, mereka melepaskan zat kimia yang disebut indole glucosinolate, yang membuat rasanya pahit dan tidak menggugah selera. Pelepasan bahan kimia ini dipicu oleh air liur ulat, yang mengandung enzim yang memecah dinding sel tanaman dan memungkinkannya untuk makan.

Namun, para peneliti juga menemukan bahwa tanaman bukan hanya penerima pasif dari kerusakan ini. Sebaliknya, mereka mampu “merasakan” keberadaan air liur ulat dan merespons dengan memproduksi lebih banyak bahan kimia glukosinolat indole. Ini membuat tanaman kurang menarik bagi ulat dan membantu melindunginya dari kerusakan lebih lanjut.

Dr. Garcia-Paris dan timnya percaya bahwa ini adalah pertama kalinya jenis mekanisme pertahanan ini diidentifikasi pada tumbuhan. Mereka mengatakan bahwa penemuan tersebut memiliki implikasi penting bagi cara kita berpikir tentang hubungan antara tumbuhan dan herbivora, dan dapat membantu menginformasikan strategi baru untuk pengendalian hama.

“Ini adalah penemuan menarik yang menyoroti cara tanaman mempertahankan diri dari pemangsa,” kata Dr. Garcia-Paris. “Sangat menarik untuk berpikir bahwa tanaman dapat merasakan ketika mereka dimakan dan merespons dengan cara yang begitu canggih. Kami berharap penelitian ini akan membantu kami mengembangkan pendekatan baru untuk pengendalian hama yang lebih berkelanjutan dan tidak terlalu merusak lingkungan. “

Penemuan tersebut juga disambut baik oleh ilmuwan lain di bidang biologi tumbuhan. Dr. Jane Parker, seorang profesor di Max Planck Institute for Plant Breeding Research di Jerman, menggambarkan temuan tersebut sebagai “terobosan signifikan dalam pemahaman kita tentang bagaimana tanaman berinteraksi dengan lingkungannya.”

“Selalu menyenangkan ketika kami menemukan sesuatu yang baru tentang cara tumbuhan bekerja,” kata Dr. Parker. “Penelitian ini membuka jalan eksplorasi baru bagi kami, dan saya yakin kami akan melihat lebih banyak penemuan seperti ini di masa depan.”

Penemuan mekanisme pertahanan baru ini sangat tepat waktu mengingat tantangan berkelanjutan yang dihadapi pertanian global. Ketika populasi dunia terus bertambah, ada tekanan yang meningkat pada petani untuk menghasilkan lebih banyak makanan di lahan yang lebih sedikit. Namun, metode pengendalian hama tradisional, seperti penggunaan pestisida, tidak berkelanjutan dalam jangka panjang dan dapat menimbulkan dampak lingkungan yang negatif.

Penemuan mekanisme pertahanan baru ini dapat membantu menginformasikan strategi baru untuk pengendalian hama yang lebih berkelanjutan dan tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan. Misalnya, dimungkinkan untuk mengembangkan varietas tanaman baru yang mampu “merasakan” ketika diserang oleh hama dan merespons dengan memproduksi lebih banyak bahan kimia glukosinolat indole. Ini akan membuat tanaman kurang menarik bagi hama dan mengurangi kebutuhan akan pestisida kimia.

Secara keseluruhan, penemuan mekanisme pertahanan baru ini merupakan perkembangan menarik di bidang biologi tumbuhan. Ini menyoroti kompleksitas yang luar biasa dari hubungan antara tumbuhan dan lingkungannya, dan membuka kemungkinan baru untuk pertanian berkelanjutan dan pengendalian hama.

By omaa168

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *